Wednesday 26 March 2014

FaceArt Promo Khusus KASKUSER - sampai 30 April 2014

Halo Agan dan sis kaskuser, Kali ini FaceArt mengadakan promo spesial Kaskuser selama 1 bulan, dari hari ini ( 26 Maret 2014 ) sampai April 2014 ! ingat loh, promo ini hanya untuk kaskuser saja, yang ga punya akun kaskus ga dapat promo, hihihi

Klik gambar ini untuk informasi lebih lanjut 






thanks

Yadi

Seni Mengubah Wajah - Oleh Endah Asih Pikiran Rakyat



Memberikan Kejutan dalam bentuk bunga atau coklat ? Sudah Biasa ! Namun, jika diberikan dalam bentuk sketsa karikatur wajah ? Hmmm... Sepertinya layak dicoba.

Belakangan ini, seni lukis dengan metode yang lebih "ringan" seperti face art atau lukis wajah, kian digandrungi, Selain Lebih cepat rampung, hasilnya juga tak kalah unik dengan seni lukis menggunakan cat.

Di Bandung, terdapat Komunitas FaceArt yang bediri sejak tahun lalu. Anggotanya adalah seniman atau artisan lukis yang gemar menggambar wajah secara detail. Ada belasan orang yang bergabung dengan komunitas ini. Mereka menyalurkan hobi dan mendapatkan penghasilan tambahan dari aktivitas bersama.

Di tangan anggota komunitas, seni lukis wajah bisa diejawantahkan menjadi empat bentuk, yaitu sketsa pensil, sketsa pulpen, lukis wajah menggunakan cat air, serta karikatur wajah ( facetoon ). Peminat seni jenis ini bisa memilih sesuai kebutuhan dan keinginan.

" Awal tujuan berdirinya komunitas ini memang untuk mengakomodasi hobi dan bisnis, jangan sampai kumpul, tetapi tidak menghasilkan apa - apa " kata pendiri Komunitas FaceArt Bandung, Yadi Pratama (23), ketika ditemui di sela-sela workshop di Festival Citylink, Kota Bandung, belum lama ini.

Peminat bisa menunggu hasilnya dalam hitungan menit, tergantung pesanan. Untuk karikatur wajah, bisa diselesaikan dalam waktu 20-30 menit. Untuk sketsa pensil dan pulpen, masing-masing 5 menit hingga 5 jam. Sementara untuk lukis cat, bisa berhari-hari tergantung detail yang dipesan.

Sebelumnya, komunitas ini pernah mendirikan workshop di beberapa lokasi seperti Jakarta dan titik lain di Bandung. Untuk lebih memasarkan hasilnya, mereka juga sering menggunakan ajang seperti Car Free Day untuk unjuk kebolehan.

Seiring waktu, Yadi meyakini bahwa peminat seni lukis wajah meningkat drastis. Hal itu terlihat dari jumlah pesanan yang semakin membeludak " Mungkin karena selera orang mulai bergeser dari sesuatu yang serius menjadi seni yang agak luwes dan unik, jadi banyak yang mencari faceart " kata pria yang juga berprofesi sebagai komikus ini.

Selain menyambangi lokasi workshop atau pemaran, Yadi dkk. juga memasarkan hasil karya melalui sosial media dan situs online. Berbekal hal itu, karya mereka sudah sampai ke kota lain di Indonesia seperti Medan dan Surabaya, bahkan ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat.

" Kalau lukis cat tentunya dipaket. Paling banyak dipesan yang facetoon atau sketsa wajah karena bisa dikirim melalui internet dalam bentuk file " kata Yadi.

Selain di medium kertas, seni lukis wajah juga bisa diaplikasikan di atas kaos, kalender, mug, buku harian, hingga audio visual seperti film animasi.




SKETSA PULPEN




Berbeda dengan pensil yang bisa dengan mudah menentukan efek bayangan (shade), menggambar sketsa wajah menggunakan pulpen terlihat lebih rumit. setidaknya hal itu diakui oleh pelakunya, Galih Dwi Janarko (21).

Dengan menggunakan pensil, bayangan atau efek tebal tipinya gambar bisa dibentuk hanya menyeka telunjuk di atas gambar. Selain itu, pelukis bisa dengan mudah menghapusnya jika salah. Saat menggunakan pulpen, hal itu tentu tidak bisa dilakukan.

" Menggunakan pulpen sangat tergantung goresan. Kalau mau efek tipis, goresannya sekadarnya. Kalau mau tebalm ya goresannya harus di ulang-ulang. Nah kalau bagian tebalnya banyak, bisa bisa dalam satu gambar habis tinta satu pulpen, " tutur Galih sambil tertawa.

Sehari-hari, Galih bekerja di Laboratorium Metrologi PT Dirgantara Indonesia ( PT DI ). Dia selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk menggambar sketsa menggunakan pulpen.

Awal ketertarikannya menggunakan pulpen untuk menggambar sketsa wajah, yaitu saat Galih duduk di bangku sekolah. Iseng-iseng, dia menggoreskan pulpen untuk sekedar menggambar kartun di buku tulis.

" Akhirnya malah keterusan pakai pulpen. Kalau pakai pensil, malah enggak bisa, lama bikinnya dan hasilnya jauh dibandungkan kalau pakai pulpen " ucapnya.

Pulpen yang digunakan pun tak " rewel " karena bisa menggunakan jenis apa pun.

Untuk menggambar satu sketsa wajah, membutuhkan waktu sekitar lima jam. Namun untuk yang detail dan sempurna, bisa menghabiskan waktu sebulan.

Sketsa wajah yang dihasilkan Galih beraliran realis. Hal itu justri dirasakannya membuat karya lebih hidup.

" Kalau pakai pulpen juga lebih ngedoff, menimbulkan kepuasan tersendiri, " ujar Galih. Selain menggambar hewan. Tantangan terbesar, keta dia, adalah menghasilkan gambar dengan banyak corak. menghasilkan warna putih juga menjadi perkara sulit, karena artinya di bagian itu tidak boleh tersentuh pulpen agar sama seperti warna kertas.




MANUAL VERSUS DIGITAL




Ada satu lagi keseruan malakoni seni lukis wajah. Ya, seni lukis dengan cara ini seolah-olah menikmati persaingan dengan produk yang dihasilkan secara instan akibat bermunculannya program aplikasi bertujuan serupa dalam telepon pintar berplatform Ios, Android, bahkan Windows.



Coba lihat bagaimana aplikasi itu bertaburan secara gratis di toko online. Dengan hanya memilih foto yang akan dijadikan sketsa atau karikatur, semudah itulah hasilnya akan bertransformasi menjadi bentuk yang diinginkan.

" Aplikasi itu kan terbatas. Misalnya untuk membuat bentuk badan atau mata, hanya bersigat jiplakan ditambah efek atau filter. Beda dengan yang kami lakukan secara manual karena lebih leluasa memodifikasi " kata anggota Komunitas FaceArt Bandung, Ari Lukman Hakim (22).

Ari yang memiliki spesialisasi melukis karikatur wajah atau facetoon menggunakan pensil dan merasakan benar bagaimana perbedaan kedua cara itu bekerja. Dengan menggambar secara manual, lulusan SMK 14 Kota Bandung ini bisa mngatur keluwesan garis hingga tebal tipisnya gambar.

Perkembangan teknologi dianggapnya menjadi medium untuk mempermudah pekerjaan. Disisi lain, Ari merasa bahwa kehadiran perkembagnan seni lukis atau sketsa secara digital harus tetap terjadi untuk terus merangsang kreativitas dan inovasi seniman.

" Dengan adanya teknologi jadi lebih luwes. Memacu kita juga untuk lebih cepat menggambar, dan bisa diperbesar sesuai ukuran yang diinginkan " ucapnya.

Ari sehari-hari bekerja sebagai desainer aksesoris di salah satu perusahaan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Dia mengaku bisa mengerjakan sedikitnya empat gambar dalam sehari di sela-sela waktu senggangnya. Ari mencontohkan, gambar berukuran kertas A3 bisa diselasaikan dalam waktu setengah jam, Untuk ukuran gambar lebih kecil, tentu bisa lebih cepat. Dengan menggambar karikatur wajah, dia merasa bisa membahagiakan orang lain. Apalagi, karikatur yang pada dasarnya menghasilkan bentuk lucu, bisa menambah nilai positif objek yang digambar.

" Menggambar kartun ini tidak seperti realis yang harus apa adanya. Jadi kalau misalnya hidung mau dimancungin atau senyum dilebarin, bisa dilakukan oleh karikatur, jadi klien pasti senang " katanya sambil tersenyum.

Dengan demikian, seni lukis wajah dengan cara manual tetap memiliki tempat tersendiri di hati pencintanya. tak percaya ? Ayo buktikan. ( Endah Asih / PikiranRakyat 16 februari 2014)